Morfologi, sebuah kata yang sudah tidak asing
lagi ditelinga kita. Apa sih morfologi itu? Morfologi menurut sepengetahuan
saya, dapat diartikan sebagai bentuk. Dalam mata pelajaran biologi, kata
morfologi menjelaskan bagaimana cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sesuai dengan bentuk makhluk hidup tersebut. Akan tetapi,
morfologi yang akan kita bahas kali ini berbeda. Morfologi yang akan saya
jelaskan disini merupakan morfologi bahasa indonesia, yaitu yang biasa disebut
kata bentukan dalam berbahasa indonesia. Morfologi dalam bahasa indonesia ini
sangat banyak macamnya. Untuk mengetahui lebih banyak tentang morfologi
tersebut, mari kita simak bersama-sama.
A.
Bentuk Asal
Bentuk asal
merupakan sebuah kata yang belum mengalami perubahan bentuk. Bentuk dari kata
tersebut masih sederhana dan belum mendapatkan imbuhan.
Contoh kata dan
kalimat :
·
Rumah à Rumah itu mewah
·
Pakai à Aku pakai baju biru
·
Sudah à Aku sudah putus dengan dia
B.
Bentuk Dasar
Bentuk dasar
merupakan bentuk, baik tunggal maupun kompleks yang menjadi dasar pembentukan
bagi suatu bentuk yang lebih besar atau kompleks. Sederhananya, bentuk dasar
adalah bentuk yang satu tingkat lebih kecil dan menjadi dasar dari bentuk
kompleks.
Contoh kata :
·
Makan, dari kata memakan, yang mendapatkan prefiks me-
·
Lambat, dari kata terlambat, yang mendapatkan prefiks ter-
Contoh kalimat
:
·
Aku makan nasi
·
Sepedaku melaju dengan lambat
·
Dia sedang cuci muka
C.
Bentuk Turunan
Dalam bentuk
turunan terdapat tiga jenis bentuk kata, yaitu :
Kata berimbuhan
Kata berimbuhan merupakan kata dasar yang telah mengalami
perubahan karena mendapatkan beberapa imbuhan yang berfungsi untuk menambahkan
arti dari kata dasar tersebut. Macam-macam imbuhan, yaitu :
·
Awalan/prefiks (didepan)
Contoh : me-,
ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-
me + sapu =
menyapu
Ihsan menyapu
kontrakan setiap hari.
·
Akhiran/sufiks (dibelakang)
Contoh : -kan,
-an, -kah, -pun
Pangkal + an =
pangkalan
Bimo sedang
menunggu di pangkalan.
·
Sisipan/infiks (ditengah)
Contoh : -el-, -em-,
-er-
em + getar =
gemetar
Budi gemetar
karena kedinginan.
·
Awalan-akhiran/konfiks (konfiks)
Contoh : me-kan,
pe-an, ber-an, se-nya
pe + (ng)anggur +
an = pengangguran
Kota Jakarta
merupakan kota dengan angka pengangguran tinggi.
2.
Kata Ulang
Kata ulang merupakan bentuk kata yang mengalami
pengulangan kata dasar. Kata ulang dibagi menjadi dua, yaitu :
·
Pengulangan Seluruh
Contoh :
anak-anak, kupu-kupu
Anak-anak ini
bermain di lapangan pada sore hari.
·
Pengulangan Sebagian
Contoh : tetangga,
pepohonan, perumahan
Saudara Amin
adalah tetangga Dea.
3.
Kata majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan antara dua buah
morfem dasar atau lebih yang menggunakan satu pengertian baru. Kata majemuk
tidak menonjolkan arti setiap kata, tetapi gabungan kata itu yang membentuk
makna baru.
Contoh : tanggung jawab, kaca mata, rumah sakit.
D.
Bentuk Pangkas
Bentuk pangkas
merupakan bagian pembentukan kata yang menghilangkan atau melenyapkan bagian
dari kata.
Contoh Kata :
·
Saudi à Arab Saudi
·
Gempa à Gempa Bumi
·
Burger à Hamburger
Contoh Kalimat
:
·
Presiden Indonesia menyambut kedatangan Raja Saudi di Bandara
Halim Perdanakusuma.
·
Gempa yang
mengguncang Yogyakarta pada tahun 2006 merobohkan rumah-rumah warga.
·
Juna sakit perut setelah memakan burger basi yang dijual oleh
Yuli.
E.
Bentuk Akronim
Bentuk akronim
merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau singkatan
dari dua kata atau lebih yang diperlukan sebagai sebuah kata. Akronim dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
·
Akronim nama dari yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama
diri.
Contoh : STNK,
ABRI, SIM
Bagi pengendara
bermotor wajib membawa STNK guna mematuhi peraturan lalu lintas.
· Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur, ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contoh :
Hardiknas, Bulog, dll.
Pada tanggal 2 Mei
diperingati sebagai Hardiknas.
· Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf suku kata,
seluruhnya ditulis dengan huruf.
Contoh : jurdil, ultah, dll.
Sebagai seorang
pemimpin yang baik bagi masyarakat harus menerapkan prinsip jurdil.
Nah, jadi itulah macam-macam morfologi dalam bahasa indonesia. Terima kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat :)